Pink Triangle
By Me
Berita, setiap hari ada aja berita dan ada aja yang dijadikan bahan berita, entah berita bagus, entah berita sampah, entah juga sampah betulan dijadikan berita.
Ngomong-ngomong baru saja aku ngelewatin tumpukan sampah yang lumayan juga baunya , mengingatkanku pada bau orang gila yang kemarin kuusir dari rumah Athen.
Dasar orang gila sembarangan aja masuk ke pekarangan orang, untung ketahuan, kalau enggak bisa berabe , soalnya hampir aja dia mau gali tanah di situ entah mau nanam apa.
Athen adalah pacarku, kami baru jadian dua bulan. Tapi enggak tau kenapa baru dua bulan kok aku sudah merasa bosan. Gimana enggak bosan tiap hari dia maunya nempel terus kayak perangko -mungkin kemakan iklan kali-, bukannya sombong tapi kok bisa ya orang maunya deket-deket terus. Menurutku manusia harusnya tidak dibatasi -walau terkadang kita ingin dibatasi- karena berpacaran saja sebenarnya sudah membatasi apalagi kalau tiap hari, tiap jam, tiap menit, tiap detik.
Ah…langit sudah semakin gelap kupercepat saja langkahku menuju rumah yang tinggal beberapa belokan lagi, ini gara-gara aku nungguin Athen les Balet yang lama banget selesainya plus dia ngegossip ber-haha-hihi…sama temen-temennya yang suka caper dan overacting -aku benci sama temen-temennya-, akhirnya telatlah aku sampai di rumah. Ibuku menanyakan darimana aku pulang sampai selarut ini, aku bilang saja habis nungguin si Athen les Balet. Ibuku hanya diam tak bereaksi dengan wajah dingin. Akupun tak bisa berkata apa-apa lagi dan langsung masuk ke kamar.
Brak…aku langsung menjatuhkan diriku di tempat tidur saking capeknya, seperti tak tertahankan mataku terpejam dan hanya beberapa saat kemudian aku tak sadarkan diri, tertidur. Dalam tidurku aku bermimpi bertemu seorang nenek-nenek yang menyuruhku untuk memutuskan hubunganku dengan Athen, aku diam saja tak menjawab. Aneh sekali mimpi itu setelah nenek itu selesai bicara aku langsung menghampiri dan menciumnya, yang lebih aneh lagi selesai aku menciumnya dia berubah seketika menjadi seorang gadis yang cantik sekali.
“ Kutunggu kau…” kata gadis berwujud manis itu lembut dan menggoda. Dan aku hanya tersenyum padanya seperti meng-iya-kan segala yang dikatakannya. Tiba-tiba saja aku terbangun dari mimpiku. Aku kebingungan mencoba memahami apa arti mimpi yang baru saja kualami, biasanya aku tak pernah begini, biasanya aku tak pernah perduli apapun mimpi yang mendatangi tidurku, tapi tidak yang ini, yang ini beda, yang ini terasa begitu nyata bagiku. Hmm…aku merenung beberapa saat. Ah sudahlah tidak berarti apa-apa pikirku. Akupun kembali pada tidurku.
Hari sudah pagi akupun bangun dan langsung mengerjakan semua rutinitasku, sholat subuh -alhamdullillah-, mandi -tidak lupa menggosok gigi-, dan sarapan -bubur ayam yang sudah mati. Setelah semua beres berangkatlah aku ke kampus untuk menuntut ilmu yang mungkin saja bisa berguna bagiku bisa juga tidak, tapi aku tidak mau terlalu memikirkannya, yang kupikirkan hanyalah lulus dari tempat itu dan mendapat gelar. Karena tanpa gelar itu orang akan kesusahan mendapatkan pekerjaan yang baik -walau itu bukan jaminan-. Tidak ada sesuatu yang spesial selama aku di kampus sama seperti hari-hari sebelumnya…boring!. Sampai aku merasa seperti melihat seseorang yang mirip dengan gadis yang ada dalam mimpiku semalam. Anehnya, seharusnya aku terkejut atau setidaknya terperangah -karena baru dengan mimpi saja aku sudah dibuat kebingungan- sekarang aku justru biasa-biasa saja melihat seorang perempuan yang melintas di kejauhan dan bertampang atau setidaknya menurut perasaanku mirip dengan gadis yang ada dalam mimpiku semalam, mimpi yang membuatku mempertanyakan maksud mimpi tersebut dan seharusnya lebih bertanya-tanya lagi karena melihatnya di dunia yang nyata, tapi aku justru tak perduli karena aku yang tidak sepenuhnya memiliki konsentrasi saat itu sedang mengalami pengistirahatan otak dan kesadaran karena sudah diperas sebelumnya oleh dosen-dosen pembawa malapetaka catatan dan pengumbar teori membosankan sehingga aku yang saat itu sudah hendak pulang merasa sudah sangat kecapekan -sebenarnya aku punya rencana mau pergi sama Athen tapi tidak jadi karena dia ada urusan keluarga. Begitulah sekilas cerita sebelum pulang dan pada akhirnya akupun sampai di rumah.
“Assallamualaikum” aku memberi salam.
“Tumben pulang cepat” kata ibuku dari dapur menyindir. Aku tidak
menggubris dan langsung menuju kamar.
Saking capeknya aku langsung tidur. Aku tak mengerti kenapa aku secapek ini padahal tidak ada aktivitas berarti yang kujalani. Tapi begitulah akupun tertidur siang-siang bolong. Hal aneh kembali terjadi dalam tidurku aku kembali didatangi mimpi yang sama seperti tadi malam. Benar-benar sama!. Akupun kaget setelah sadar. Dalam mimpi itu aku didatangi nenek-nenek yang sama, kemudian dia berubah jadi gadis cantik, dan begitulah aku dicium lagi oleh si gadis.
Sebetulnya -seharusnya- aku tidak mempermasalahkan mimpi itu, karena itu adalah mimpi yang sangat menyenangkan, gimana enggak, dicium terus sama cewek cakep siapa yang nolak?. Begitu kira-kira argumenku terhadap diriku sendiri. Tapi tetap saja ada sebagian hati kecil yang menuntut untuk penasaran. Jadi aku mengambil keputusan untuk penasaran juga walau hanya sedikit, tetapi aku juga tidak melupakan logikaku yang mengatakan itu hanya mimpi dan itu menyenangkan, jadi peduli amat?
* * *
Sudah seminggu aku tidak didatangi oleh mimpi itu setelah yang ketiga kalinya dia mendatangi dalam tidurku subuh-subuh sebelum aku bangun dan seperti yang sebelumnya mimpi itu sama persis. Jadi setelah dalam seminggu aku tidak didatangi oleh perempuan dalam mimpi, akupun sudah agak-agak melupakan, belum lagi selama seminggu ini adalah hari-hari seru cerita kehidupan antara aku VS Athen!. Ini terasa seperti hari-hari dimana perasaanku terhadapnya sudah puncak. Begitupun si Athen sang cewek bodoh yang selalu kelihatan tolol dengan senyumnya yang palsu. Tapi walau begitu aku tahu kalau dia sayang padaku, begitupun aku walau perkataanku sering menyakitkan, aku tahu itu memang sudah kelakuannya. Dan pada akhir pertengkaran pasti akan selalu ada perkataan maaf, walau ternyata akan terulang lagi pada episode berikut-berikutnya. Begitulah bagian kehidupanku yang menceritakan tentang Athen wanita yang sekarang ada dalam hidupku.
Karena itu hari-hariku di kampuspun belum juga berubah sampai pada suatu ketika aku melihat kembali sesuatu yang pernah berkali-kali aku melihatnya, aku melihat kembali si cewek mimpi, si cewek yang sebelumnya adalah nenek-nenek yang akhirnya menciumku -tentu saja setelah itu dia berubah jadi cewek cantik-, akupun terperangah beberapa saat. Sampai akhirnya dia duduk di sebelahku setelah memesan bakmi dan tehbotol. Kebetulan aku masih berada di kantin bakmi sendirian karena tidak ada kuliah lagi sedang temanku yang lain sudah pergi karena masih ada mata kuliah. Begitu dia duduk dia menegurku dengan menyenangkan
“Hai…”.
“Hai juga…”. Aku terdiam beberapa saat memperhatikannya dan tanpa sadar bertanya-tanya pada diriku sendiri apakah dia sendirian atau ada temannya yang lain, atau apa nanti akan ada cowok yang datang menyusul duduk di sebelahnya dan memanggilnya sayang?, aku berharap tidak. Ternyata dia menyadari aku memperhatikannya -ataukah aku yang terlalu vulgar ?- sehingga dia bertanya
“
“Ah enggak, enggak ada ketombe kok, memangnya kamu ketombean?”
akhirnya akupun membalas dengan cuek juga.
“Hahaha…, enak aja loe, rambut bagus begini, wangi lagi, di bilang
ketombean sih ?”
“Hehe sori, abis tadi kamu yang nanya ada ketombe apa enggak?”.
“Iya sih, aduh kok lama banget ya bakminya?”
“Udah dua kali belom mesennya?”
“Hah? Belom” katanya bingung.
“Kalau Om Jefri harus dua kali ngomongnya itupun harus rada teriak” aku menjelaskan, dan juga memberi sedikit pengetahuan sejarah tentang prahara Om Jefri yang nama aslinya Jupri dan menurut sejarah turun-temurun di kampus ini bahwa sejak dibangunnya ini kampus 27 tahun yang lalu -waktu itu kira-kira Om Jefri umurnya 51 tahun- dia sudah dipanggil Om oleh orang-orang dan kelihatan sangat bahagia dengan panggilan itu. Si cewek mimpipun tertawa. Merasa tidak nyaman menyebutnya cewek mimpi aku menanyakan namanya. Dia tidak menjawab hanya tersenyum kecil lalu bangkit membayar tehbotol dan tidak jadi makan bakmi.
“Eeh sori ya, aku baru ingat seharusnya aku ada mata kuliah ilmu debus sekarang” katanya padaku sambil buru-buru pergi lalu melihat jam tangannya, entah dia serius atau tidak menyebut mata kuliah yang akan di ikutinya. Ya sudahlah pikirku dia lagi panik dan terburu-buru, alhasil aku tidak mendapatkan namanya apalagi nomor teleponnya. Limabelas menit kemudian tepat ketika batang rokokku yang kedua habis datang juga si Athen -akhirnya, kami memang janjian mau pulang bareng dan akulah yang harus menunggu karena selesai lebih dulu. Aku tidak bercerita pada Athen tentang cewek mimpi itu, karena aku bahkan tidak bercerita padanya tentang mimpi-mimpi itu. Jadi aku bercerita hal-hal lain dengannya. Dan seperti biasa ujung-ujungnya aku dan Athen bertengkar kali ini karena memperdebatkan siapa yang lebih cocok jadi Presiden, antara laki-laki bejad, perempuan murahan, atau bencong jujur?.
Yah akhirnya hari-hariku tetap saja sama, mimpiku tak pernah lagi indah, seiring dengan tidak pernah lagi aku melihat cewek mimpi itu baik dalam mimpi yang palsu maupun dunia yang busuk.
* * *
Athen pindah jadwal ke siang hari sekitar sebulan yang lalu dan aku tetap di pagi sehingga kami tidak pernah pulang bareng lagi. Tapi itu justru berakibat baik karena hubungan kami malah menjadi lebih baik dan menyenangkan. Dia juga bercerita dia punya sahabat baru di kelas siang namanya LaNina. Kata Athen orangnya baik dan si LaNina sering main ke rumah Athen begitu juga Athen. Aku sendiri belum pernah bertemu dengan La, Athen bilang si LaNina memang begitu panggilannya cuma La aja, aku pikir itu cewek aneh juga. Tapi aku enggak perduli, karena hidupku, hubunganku sama Athen sedang nikmat-nikmatnya.
Tetapi berjalan sekitar dua bulan kemudian ada juga sesuatu yang aku merasa janggal dengan Athen akhir-akhir ini, dia tidak mengizinkan aku main ke rumahnya, walau tidak mengatakannya langsung tetapi dia selalu berusaha memberi alasan yang tidak-tidak, pernah katanya WC di rumahnya lagi mampet, pernah katanya anjingnya lagi sakit, pernah katanya dia lagi belajar untuk persiapan EBTANAS padahal dia kan udah kuliah ???. Begitulah aku mendengar alasan-alasan Athen yang makin menggila dan enggak ada hubungannya. Akupun baru sadar setelah beberapa lama karena pada saat-saat dia mulai memberi alasan-alasan menggelikan aku mengira dia bercanda karena tidak terlalu sering dilakukannya, tapi sekarang aku rasa sudah kelewatan dan rasa curigapun timbul.
Selidik punya selidik ternyata -entah berhubungan atau tidak- La hampir tiap hari main ke rumah Athen. Dan sampai suatu saat Athen memberikan alasan waras-nya lagi, katanya orang tuanya lagi pergi ke Timor-timur –yang sedang gencar-gencarnya perang- mau piknik disana jadi aku enggak bisa main ke rumahnya. Cukup sudah kataku, sekarang aku harus mengetahui apa yang terjadi, mengapa aku tidak boleh ke rumahnya?. Segera saja aku pergi menghampiri rumahnya. Sampai depan rumahnya aku mengebel tapi tidak ada yang menjawab karena ternyata belnya rusak dan hanya jadi pajangan biar kelihatan keren. Akupun mengetuk dan mengucap salam, keluarlah pembantunya membukakan lalu aku bertanya apakah orang tua Athen ada di rumah, ternyata memang benar orang tuanya sedang ke luar
Ah sudah bodo amat, tetap saja judulnya narkoba –mau nipam mau putaw sama aja noraknya, dan itu menjelaskan kenapa omongannya ngelantur terus kalo di telepon. Sekarang aku benar-benar sudah akan meledakkan rentetan kata-kata baik itu berupa pertanyaan ataupun cacian. Kulihat pintu kamarnya tajam-tajam seiring dengan langkahku yang melaju mantap menuju kamarnya. Dan akhirnya ketika sampai pada depan kamarnya aku berhenti sejenak dan mulai membuka pelan-pelan pintu berwarna coklat dengan stiker-stiker norak kreasi tempelan adik cowoknya yang bengal dan sekarang disekolahkan di SMP di Bengkulu dan tinggal bersama kakeknya, dan ketika pintu itu akhirnya terbuka tanpa suara, ternyata…betapa kagetnya aku, jauh lebih kaget dari penemuan pil koplo, karena yang aku lihat didalam adalah…cewek mimpiku! ya ternyata sahabat Athen selama ini yaitu La adalah cewek mimpiku itu. Tapi bukan hanya sekedar itu yang membuatku kaget, yang benar-benar membuatku kaget adalah apa yang dilakukannya bersama Athen, bukan sekedar minum koplo tapi dia…dia memagut-magut bibir Athen ??? Apakah mereka...ah tidak!...bagaimana mungkin?...mereka…berciuman!!!.
Ya tuhan, aku benar-benar tidak dapat berkata apa-apa, hanya diam seribu bahasa. Dan begitu mereka melihatku, mereka tersentak sangat kaget. Athen langsung panik seketika tidak tahu harus berkata apa dan berusaha meyakinkan aku kalau itu tidak seperti yang aku pikirkan, ya tentu saja tidak seperti yang aku pikirkan sebelumnya karena memang tidak pernah terlintas dalam benakku walau sedikit-pun dan sekarang aku tidak tahu lagi harus berpikir apa. Aku berusaha untuk mengaburkan kenyataan yang kulihat tapi sama sekali tidak berdaya. Oh tuhan kuatkan hatiku, kuatkan akalku, semoga kau tidak menghukum manusia-manusia biadab yang tidak punya moral dengan terlalu kejam, semoga mereka sadar dan bertaubat. Akupun mundur perlahan-lahan menjauhi kamar melihat Athen yang menangis tersedu-sedu mengeluarkan seluruh air mata buaya yang dimilikinya takut kehilangan muka dan melihat La cewek aneh yang Lesbi itu yang sudah dengan sangat tega mempengaruhi wanita yang kusayangi untuk belajar ‘menyayangi’ wanita lain menatapku dengan dingin tanpa reaksi dan menggulirkan senyum iblis pada bibirnya yang sexy dan menggoda.
Ternyata dalam waktu yang sangat singkat aku berhasil mendapatkan kejutan-kejutan yang sama sekali tidak ingin kudapatkan yang memang benar-benar membuatku terkejut bahkan tersengat hampir mati bila di ibaratkan listriklah yang mengejutkanku –dan mengapa tidak kau sengat saja aku sampai mati. Wanita yang mulai kusayangi ternyata menjalin hubungan gelap yang sangatlah gelap dan menakutkan dengan seseorang yang sangat sukar untuk kupercaya, yaitu seorang wanita lain! Dan ternyata wanita itu adalah wanita yang telah hadir dalam mimpiku nan indah dan menjelma menjadi kenyataan nan laknat !!!.
Memang benar mimpiku itu merupakan pertanda, oh yah pertanda yang sangat sulit untuk kuterjemahkan, karena bukan kebahagiaan yang kudapat, bukan keindahan yang kulihat melainkan rasa pedih yang asing dan teramat sakit yang menghinggap tapi akupun tak akan menyalahkan mataku ini yang dengan terpaksa harus melihat suatu pemandangan yang begitu zalim dan hina. Sekarang aku tak lagi mendengarkan apa yang dikatakan oleh hati kecilku yang ‘bijak’ maupun logikaku yang ‘pandai ’, yang kutahu sekarang adalah…aku ingin pulang, aku harus tidur, karena besok…aku kuliah pagi…
No comments:
Post a Comment